Desa Inovasi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Jakarta-Humas BRIN. Desa memiliki kewenangan dalam mengatur dan mengurus pembangunan di wilayahnya sendiri. Hal ini untuk mempermudah desa dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bagi warganya. Dana yang sudah dikucurkan oleh pemerintah itu tidak tanggung-tanggung. Sejak 2015 sampai sekarang dana desa sudah tersalurkan lebih dari 468 trilyun, yang dimanfaatkan untuk pembangunan desa.
Penjelasan tersebut disampaikan Oetami Dewi Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah pada Deputi Bidan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) BRIN saat memberikan sambutan pada gelaran Webinar Diseminasi: Membangun Desa Inovasi untuk Indonesia Maju dan Sejahtera, hasil kerja sama Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah dengan Pusat Riset Ilmu Politik BRIN, Rabu (27/03).
Oetami menambahkan, desa cerdas itu adalah dasar dari terbentuknya desa inovasi. Kalau melihat desa cerdas ini adalah program percepatan pembangunan yang mendorong desa dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas layanan dasar, pemerintah, dan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan menuju kesejahteraan.
“Inklusif ini artinya adanya peran-peran seperti dari kaum disabilitas dan lansia memiliki peran yang tinggi dalam mewujudkan kemandirian masyarakat desa. Jadi mereka tidak dianggap sebagai hambatan, tapi ini merupakan satu potensi,” ulasnya.
Desa inovasi, jelasnya, merupakan pengembangan dari desa cerdas yang sudah diaplikasikan sejak 2016 ini, merupakan desa yang mengembangkan pembangunan secara partisipatif. Adanya keterlibatan semua lapisan masyarakat, tidak hanya stakeholder.
Dia mengungkapkan, BRIN ingin fokus dengan program pembangunan untuk Indonesia dan desa sebagai landasan baru. “Lembaga ini dihuni oleh banyak periset dan intelektual dengan berbagai ilmu dan gabungan dari berbagai kementerian atau lembaga, baik eksakta maupun sosial humaniora. BRIN bertekad mendorong agar desa inovasi yang digagas ini bisa tumbuh dan berkembang di semua desa di seluruh Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 74 ribu desa,” rincinya.
Ia juga menyatakan, dengan meluasnya implementasi program desa inovasi nanti ke depan diharapkan desa-desa yang ada di Indonesia mampu mengikis kesenjangan sosial ekonomi.
“Kami juga mengucapkan selamat untuk Bupati Konawe Utara atas terpilihnya Desa Laramo di Kecamatan Lembo menjadi Desa Inovasi pertama di Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Utara. BRIN dan Pemda Kabupaten Konawe Utara telah merilis Desa Inovasi di Desa Laramo Kecamatan Lembo pada Rabu 20 Maret 2023. Semoga hal ini dapat menjadikan contoh untuk pembangunan desa inovasi di daerah-daerah lainnya,” ujarnya.
Desa Laramo di Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Utara terpilih menjadi Desa Inovasi pertama yang dirilis oleh Badan riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Siti Zuhro Periset BRIN sebagai pencetus ide Desa Inovasi, dan ide ini juga sebagai bagian dari mimpinya untuk Indonesia agar memiliki desa yang sejahtera.
Pada 21 April 2016 pertama kali Ruksamin menjadi Bupati Konawe Utara sebagai Kabupaten yang baru berumur 17 tahun, sekarang jabatan tersebut sudah masuk periode ke 2. Untuk mengetahui kemampuan desanya dalam pembangunan, pada tahun yang sama Ruksamin sudah menerapkan Indeks Desa Membangun (IDM) di Desa Konawe Utara. Capaian-capaian yang sudah dilakukannya dengan menerapkan IDM ini, dia memilah Desa Konawe Utara menjadi beberapa kategori terdiri dari Desa Mandiri, Desa Maju, Desa Berkembang, Desa Tertinggal, dan Desa Sangat Tertinggal.
“Kondisi desa di Konawe Utara pada saat itu berjumlah kurang lebih 159 desa. Hasil dari penilaian IDM yang meliputi Desa Mandiri tidak ada, Desa Maju masih kosong, Desa Berkembang baru 2, Desa Tertinggal 138, dan Sangat Tertinggal itu 19,” paparnya saat menyampaikan testimoni.
Dia melanjutkan, pada 2023 nilai IDM desa ini meningkat pesat yang meliputi, Desa Maju sudah 15, Desa Berkembang menjadi 131, Desa Tertinggal tersisa 13, dan dan Desa Sangat Tertinggal sudah tidak ada. Konawe Utara pun menghapus desa dengan kategori Sangat Tertinggal.
“Terkait program Desa Inovasi, Konawe Utara memiliki program dalam mengatasi stunting dan menurunkan kemiskinan ekstrim dengan memanfaatkan pekarangan rumah penduduknya. Konawe Utara juga menggunakan 20% dana desa yang dimanfaatkan untuk pangan,” rincinya.
“Mencegah stunting dengan inovasi yang bisa kita lakukan, kita kolaborasikan dimulai dari desa. Membangun Indonesia Emas pada 2045 tidak susah, mulailah dari desa. Kita inovasikan desa, saya yakin dan percaya bahwa Indonesia akan menuju pada Indonesia Emas 2045,” katanya penuh semangat.
Pada 2023 Konawe Utara meraih 2 penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa RI), yaitu sebagai Desa Wisata dan Desa Inovasi. “Semua ini berkat bimbingan dari BRIN yang luar biasa. Kita mengemas Desa Inovasi, sehingga apa yang menjadi target dan tujuan kita itu bisa cepat tercapai,” tegasnya.
Dirinya menyatakan, kemiskinan ekstrim dan stunting, serta inflasi bisa ditekan. “Pada akhir 2023 Desa Konawe Utara diundang Wakil Presiden RI mewakili Sulawesi Tenggara dan meraih hadiah berupa tambahan anggaran sebesar 15 M, dalam rangka menurunkan angka kemiskinan dan stunting. Semua ini adalah kolaborasi yang sudah kita lakukan, ilmunya sudah diberikan oleh BRIN,” pungkasnya. (ns/ ed. pur)
Sumber:
https://www.brin.go.id/news/118016/desa-inovasi-tingkatkan-kesejahteraan-masyarakat